728 x 90

Hari Raya Nyepi 2022, Ogoh-Ogoh Diarak Kembali

Hari Raya Nyepi 2022, Ogoh-Ogoh Diarak Kembali

Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1994 pada Kamis (3/3), beberapa tempat di Bali menyelenggarakan pawai dan lomba Ogoh-Ogoh setelah dua tahun tidak diadakan karena COVID-19 yang menyebar semenjak tahun 2020. Hari Raya Nyepi merupakan hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap tahun baru Saka dan jatuh tepat pada Tilem Kesanga. Kata Nyepi sendiri

Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1994 pada Kamis (3/3), beberapa tempat di Bali menyelenggarakan pawai dan lomba Ogoh-Ogoh setelah dua tahun tidak diadakan karena COVID-19 yang menyebar semenjak tahun 2020.

Hari Raya Nyepi merupakan hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap tahun baru Saka dan jatuh tepat pada Tilem Kesanga. Kata Nyepi sendiri memiliki arti sepi, sunyi, dan senyap. Pada tahun baru Hindu ini, umat Hindu tidak beraktivitas sebagaimana biasanya alias dilarang berkegiatan seperti bekerja, bersenang-senang, dan lainnya. Dalam agama Hindu, hari tersebut umat Hindu melakukan Catur Berata Penyepian, yaitu Amati Geni (tidak menyalakan api, listrik, cahaya), Amati Lelungan (tidak berpergian), Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang atau berfoya-foya), serta Amati Karya (tidak bekerja).

Pada hari tersebut, masyarakat merenung dan mengoreksi diri, serta menahan nafsu. Masyarakat juga melaksanakan Upawasa atau puasa. Selain itu, dari segi lingkungan polusi dapat berkurang, karena tidak adanya aktivitas atau kendaraan yang berlalu lalang, kecuali keadaan darurat seperti orang sakit yang harus ke rumah sakit.  

Suasana yang berbeda pada Hari Raya Nyepi kali ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pada hari Pengerupukan, sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Bagaimana tidak? Hari Raya Nyepi yang dijalankan oleh Umat Hindu selama dua tahun kemarin tidak diiringi dengan arakan Ogoh-Ogoh sebagai upaya untuk mencegah menyebarluasnya kasus COVID-19. Namun, kali ini masyarakat di Bali dapat senang, meskipun hanya beberapa daerah saja yang diizinkan, masyarakat Bali dapat melihat Ogoh-Ogoh kembali tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Kendati demikian, tentunya hal ini merupakan awalan yang baik untuk tahun-tahun berikutnya.

Salah satu mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Indonesia (INSTIKI), Mia mengungkapkan bahwa salah satu desa adatnya menyelenggarakan perlombaan Ogoh-Ogoh, tentunya hal ini menarik minat para pemuda dan pemudi di desa tersebut.

“Perlombaan tersebut sangat seru, terutama bagi orang yang beragama Hindu yang mana selain melestarikan adat, perlombaan tersebut juga dapat meningkatkan jiwa seni masyarakat Bali,” ungkap Mia.

Penulis: Wansyah

Sumber Gambar. disbud.tabanankab.go.id

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos