728 x 90

Dunia Maya Mengancam Privasi, Benarkah?

Dunia Maya Mengancam Privasi, Benarkah?

Dunia maya atau jejaring sosial online menjadi perbincangan hangat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial masyarakat saat ini. Tentunya hal ini tidak terlepas dari kemajuan dan perkembangan teknologi yang menginvasi corak dan pola interaksi masyarakat. Ditambah lagi dengan teknologi baru yang semakin gencar mengembangkan inovasi-inovasi sehingga masyarakat secara tidak langsung harus mengikutinya. Dunia maya

Dunia maya atau jejaring sosial online menjadi perbincangan hangat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial masyarakat saat ini. Tentunya hal ini tidak terlepas dari kemajuan dan perkembangan teknologi yang menginvasi corak dan pola interaksi masyarakat. Ditambah lagi dengan teknologi baru yang semakin gencar mengembangkan inovasi-inovasi sehingga masyarakat secara tidak langsung harus mengikutinya.

Dunia maya memberikan kemudahan bagi penggunannya dalam berbagai bidang, contohnya mempermudah dalam bidang komunikasi, berbelanja, berbagi dokumen atau informasi, birokrasi, hiburan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, teknologi, pekerjaan, dan berbagai bidang lainnya. Dengan kemudahan yang diberikan tentu saja menjadikan dunia maya sebagai alternatif yang digunakan untuk mempermudah hidup.

Lantas muncul beberapa pertanyaan dalam benak kita, apakah dunia maya hanya memberikan kemudahan pada penggunanya? Apakah tidak ada konsekuensi dalam menggunakan dunia maya? Atau apakah privasi kita akan terancam? Tentu saja pertanyaan seperti ini sering muncul dalam benak kita.

Penggunaan dunia maya mendorong penggunanya untuk mengungkapkan informasi pribadi secara tidak sadar, misalnya tentang usia pengguna, orientasi sosial atau politik, kegemaran, daerah tempat tinggal, dan sebagainya. Tanpa kita sadari sebenarnya kita telah berbagi data informasi kita dalam konteks yang berbeda, membuat kita menjadi individu yang lebih transparan. Bahkan, terkadang kita dengan mudahnya mengungkapkan segala isi hati dalam beberapa comment di akun dunia maya seperti misalnya: Twitter, Facebook, Instagram, dan sebagainya.

Hal ini tentu saja menyalahi aturan privasi yang mengakibatkan munculnya gangguan pada konteks siber seperti data exchange, gathering, dan data mining. Sehingga mengakibatkan bocornya informasi pribadi kepada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang akan menggunakan informasi tentang diri kita.

Berbicara menyalahi aturan privasi, apakah kalian masih ingat mengenai skandal tahun 2018 lalu yang melibatkan dua perusahaan teknologi terbesar di dunia yaitu Google dan Facebook? Dimana Facebook  “kecolongan” dengan secara tidak sadar membagikan data 50 juta penggunanya kepada Cambridge Analytica. Salah satu pelapor, Christopher Wylie mengungkapkan bahwa Facebook memberikan izin bagi sebuah aplikasi bernama “This is your digital life” buatan Dr. Aleksandr Kogan, akademisi Cambridge, untuk melihat data pengguna Facebook. Kemudian, Kogan membagikan data penggunanya ke Cambridge Analytica tanpa sepengetahuan Facebook. Cambridge Analytica menggunakan data tersebut sebagai bahan kampanye Donald Trump, Presiden AS ke 45.

Dari kasus ini kita bisa belajar agar lebih memperhatikan dan menjaga privasi kita. Kita sebagai pengguna dunia maya harus lebih peka dan bisa memilih dan memilah serta lebih berhati-hati lagi untuk membagikan konten atau informasi yang bisa dan tidak bisa dibagikan di dunia maya. Kita juga bisa menggunakan layanan yang memiliki keamanan tinggi saat terhubung di dunia maya dan menggunakan dunia maya untuk hal yang positif.

Yah intinya dalam menjaga privasi di dunia maya kita sebagai pengguna harus memiliki kesadaran dan kepekaan diri dalam menjaga privasi serta mempertimbangkan baik dan buruknya dalam berbagai informasi di dunia maya. (Dolodol)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos