728 x 90

Apa Guna Ilmu Tanpa Etika?

Apa Guna Ilmu Tanpa Etika?

“Seseorang tanpa etika adalah binatang buas yang dilepaskan dari dunia ini.” -Albert Camus          Dalam kehidupan kita sebagai sebuah paguyupan kecil di tengah masyarakat, Konsep tentang pendidikan dan etika selalu berjalan beriringan. Seringkali kita beranggapan bahwa jika seseorang memiliki pendidikan serta kekuasaan yang tinggi maka orang itu juga memiliki etika atau attitude yang baik. Akan

“Seseorang tanpa etika adalah binatang buas yang dilepaskan dari dunia ini.”

-Albert Camus

         Dalam kehidupan kita sebagai sebuah paguyupan kecil di tengah masyarakat, Konsep tentang pendidikan dan etika selalu berjalan beriringan. Seringkali kita beranggapan bahwa jika seseorang memiliki pendidikan serta kekuasaan yang tinggi maka orang itu juga memiliki etika atau attitude yang baik. Akan tetapi, kenyataan yang kita lihat di lapangan justru sanggat bertolak belakang dengan konsep berpikir kita sebelumnya. Kenyataanya bahwa kebanyakan orang yang memiliki Etika yang baik justru berasal dari orang-orang yang pendidikannya kecil atau bahkan yang tidak berpendidikan sekalipun. Munculnya berbagai kasus di masyarakat seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme cukup menjadi bukti kuat dari bentuk tidak beretika dari kalangan orang terdidik.

         Sebuah pribahasa kuno mengatakan bahwa “Tuntutlah ilmu sampai ke Negri Cina”. Pribahasa ini mengandung arti bahwa jika kita ingin memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas, kita harus melangkah lebih jauh, dengan harapan di setiap jalan serta tempat yang kita lngkahi ada sesuatu yang kita petik atau melekat di telapak kaki kita sebagai bekal. Dan salah satu bekal yang harus dibawa pulang adalah erika dan attitude tersebut. Akan tetapi kenyataan rupanya berkata lain. Pendidikan dan  gelar nyatanya tidak bisa menjadi titik tumpuan orang dapat beretika dengan baik dan sebaliknya gelar dan pendidikan yang  tinggi justru membawa mereka kepadatan keangkuhan dan kesombongan. Buktinya sampai saat ini begitu banyak penjahat yang bergelar sarjana mendekam di penjara.

          Patut diakui bahwa pola pendidikan serta pembelajaran di Indonesia mulai dari bidang keilmuan pengetahuan serta bidang teknologi dan bidang-bidang lainnya selalu berorientasi pada kecerdasan peserta didiknya. Tidak hanya itu, dalam tatanan pendidikan di Indonesia juga diterapakan pendidikan karakter sebagai dasar dari kita bertungkah dan bertindak dalam kehiduapan bernegara. Namun, penerapan pendidikan karakter rupanya hanya sebagai wadah bermain bagi sekelompok orang. Keangkuhan katena memiliki pendidikan serta gelar yang tinhgi membuat pendidikan karakter sebagai dasar dari beretika terkubur dalam liang kubur yang gelap.   Dengan demikian, kita bisa menyadari bahwa jalan untuk menjadikan seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik tidak selalu terpaku pada pendidikan yang tinggi, Justru kembali pada kesadaran diri sendiri dan kebiasaan-kebiasaan yang baik.  

  Hal-hal kecil membentuk etika yang lebih baik

       Kalau kita  kembali pada konsep berpikir kuno, etika dan attitude sebenarnya muncul atau terbentuk dari proses hidup bersama dalam satu lingkungan. Apapun uang kita lakukan setiap hari akan memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan cara hidup kita terutama dalam beretika. Ada banyak macamanya yang mungkin terlihat sederhana tetapi impact nya begitu besar bagi perkembangan karakter dan cara kita beretika.

         Sampai pada titik ini, kita harus mengubah mindset kita terhadap konsep berpikir  kita sebelumnya. Kita harus bisa berpikir bahwa pendidikan dan gelar tidak menjadi acuan bahwa orang itu baik dan beretika. Hal yang menjadi acuan sebenarnya adalah bagaimana seseorang memperlakukan sesamannya, seperti saling menhrgai meskipun derjata dan gelar berbeda. Singkatnya hal-hal kecil atau kebiasaan kecil di masyarakat harus menjadi acuan kita untuk bisa bertindak dan belajar bagaima cara untuk menjadi seorang yang beretika. Maka dari itu terapkanlah ilmu yang kita miliki dengan memulai membiasakan diri dengan melakukan kebaikan-kebaikan kecil dari kebaikan-kebaikan kecil yang kita lakukan tentunya akan memberikan dampak yang positif juga baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. (farah)

Sumber gambar: monitoringclub.org

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos